LAPORAN PEKERJAAN PLAT
(PTB 1306)
DISUSUN
HENDRI KURNIAWAN 0973210
MEKANISASI PERTANIAN

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK NEGERI LAMPU NG BANDAR LAMPUNG 2010
BAB I
PENDAHULUAN
Pekerjaan membentuk pelat tipis adalah cara yang sering dilakukan tanpa menggunakan mesin. Modul ini berisi tentang alat-alat yang dipakai dalam menyambung dan membentuk pelat tipis serta bahan yang dibutuhkan. Kegiatan belajar yang harus dilakukan adalah menjelaskan fungsi alat yang dipakai, macam bentuk alat dan langkah kerja serta keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan untuk membentuk dan menyambung pelat tipis. Dengan menguasai modul ini, diharapkan peserta diklat mampu memahami cara kerja yang meliputi pembentukan dan penyambungan pelat tipis secara benar.
BAB II
DASAR TEORI
Yang dimaksud pengerjaan plat adalah pengerjaan membentuk dan menyambung logam lembaran (plat) sehingga sesuai dengan bentuk dan ukuran yang sudah direncanakan. Pengerjaan plat dapat dilakukan dengan menggunakan keterampilan tangan, mesin, atau perpaduan dari keduanya, yang meliputi macam macam pengerjaan, diantaranya adalah menggunting, melukis, melipat, melubangi, meregang, pengawatan, mengalur, menyambung, dan lain-lain.
Dalam melakukan praktek kerja kita harus mengetahui urutan atau langkah-langkah kerja sebagai berikut, antara lain :
1. Pembuatan gambar kerja
2. Melakukan pemotongan plat
3. Menghitung besarnya bending (penekukan)
4. Assembling
Didalam kerja pelat, pekerjaan sambungan dan mementuk dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya ialah penyambungan lipat. Sambungan lipat ada 5 macam yaitu :
1. Sambungan lipat bilah.
2..Sambungan lipat tutup.
3. Sambungan lipat tegak.
4. Sambungan lipat sudut.
5. Sambungan Pittsburgh.
A. Peralatan menyambung lipat plat
Alat yang digunakan untuk menyambung lipat plat adalah palu baja dan landasan bangku :
1. Palu Baja
Palu baja yang digunakan pada kerja plat ialah
a. Palu Konde.
Palu konde digunakan untuk menguatkan sambungan, ukuran palu ditentukan
oleh beratnya.
b. Palu Pena.
Palu pena digunakan untuk meratakan sambungan, mengetok dan pemukulan
yang ringan.
c. Palu Perata.
Palu perata digunakan untuk menghaluskan bentuk akhir benda kerja.
2. Landasan Bangku
Landasan bangku ( stakes ) dibuat dari baja tempa yang disepuh / dikeraskan atau dari baja perkakas dan merupakan alat utama pada kerja pelat , terutama pada pekerjaan akhir. Landasan ini ditempatkan diatas meja kerja. Pemilihan landasan harus benar - benar tepat sesuai dengan kebutuhan , karena landasan bangku ini banyak macam dan bentuknya
a. Landasan Muka rata.
Landasan muka rata mempunyai bermacam –macam bentuk yaitu : segi tiga, segi empat , segi lima, segi enam dan bulat atau setengah bulat .
Kegunaan alat ini adalah untuk menekuk, meratakan pengawatan dan merenggangkan.
b. Landasan pinggir lurus
Landasa pinggir lurus digunakan untuk tekuk menekuk bentuk yang panjang lurus dan juga pengawatan.
B. Menyambung pelat
Menyambung pelat dapat dilakukan dengan lima cara sambungan lipat antara lain: bilah, tutup, tegak , sudut dan piitburgh. Stakes atau landasan dibuat dari baja tempa yang disepuh / dikeraskan merupakan alat utama dalam kerja pelat. Landasan memiliki bentuk yang dapat dibedakan antara lain landasan muka rata dan landasan pinggir lurus.
BAB III
PRAKTIKUM
1. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengerti cara membuat pola, memotong, dan melipat benda
kerja pelat / logam lembaran.
2. Agar mahasiswa mampu melakukan kerja pembuatan pola, pemotongan dan
pelipatan benda kerja pelat / logam lembaran secara benar.
II. Peralatan dan perlengkapannya
1. Penggores,
2. Mistar baja,
3. Gunting tuas tangan,
4. Palu plastic,
5. Tang,
6. Pemotong Plat,
7. Ragum,
8. Siku – siku,
9. Gunting tangan plat,
III . Bahan
Plat baja lunak dengan ukuran 40 x 80.
IV. Petunjuk umum
1. Gambarlah pada sebuah kertas dengan ukuran yang telah dberikan,
2. Pahami terlebih dahulu gambar kerja sebelum memulai pekerjaan,
3. Proses pembuatan sambungan tidak harus urut dari A, B, C, D.
V. Tindakan keamanan kerja
1. Pakailah pakaian kerja dan alas kaki yang lengkap,
2. Hati-hati dalam menggunakan alat yang tajam dan runcing seperti gunting seng
dan penggores,
3. Bersihkan serpihan-serpihan plat sisa pemotongan dan buang ditempat sampah
yang telah disediakan.
4. Gunakan alat dan perkakas sesuai dengan fungsinya.
5. Bekerjalah dengan penuh kosentrasi
VI. Cara kerja
Didalam kerja pelat, pekerjaan membentuk dapat dilakukan dengan membuat model prototif dengan seala 1 : 1 seperti halnya untuk membuat kotak berbentuk bujur sangkar dari pelat alumunium tipis dengan sisi-sisinya 50 mm.
Urutan untuk pekerjaan membentuk pelat tipis dapat dilakukan dengan pekerjaan penandaan, pengguntingan dan penyambungan dari material yang ada.Berbagai macam bentuk dari benda dapat dibuat dari pelat tipis seperti untuk kepentingan industri, alat-alat rumah tangga dan lain sebagainya.Bentuk benda yang dapat dibentuk dengan bahan utama pelat tipis antara lain, kotak empat persegi panjang, bujur sangkar, silinder, setengah silinder dan kombinasi
Langkah model pembuatan :
1. Buat gambar kerja dengan ukuran yang telah ditetapkan,
2. Sediakan bahan ( pelat tipis ) untuk pembuatan model,
3. Ukurlah dengan tepat sesuai dengan rancangan yang ada,
4. Potong pelat tipis sebagai bahan utama model,
5. Laksanakanlah pekerjaan membuat bentuk yang ditugaskan.


Keterangan :
Tinggi plat : 5 cm
Panjang plat : 20 cm
Lebar plat : 10 cm
VII. Pekerjaan Finishing
Setelah pekerjaan membentuk sudah selesai maka perlu adanya pekerjaan finishing yang meliputi :
1. Merapikan pengunci pelat dengan meratakan pada landasan,
2. Memeriksa pengunci yang telah diratakan,
3. Mengembalikan alat – alat yang telah digunakan.
BAB IV
KESIMPULAN
Pada proses kerja plat selalu gunakan alat keselamatan hal ini menjaga diri anda dan agar kita tidak luka. Pada saat pengerjaan benda kerja harus benar-benar teliti baik pada saat pengukuran maupun pemotongan plat agar pada saat benda kerja dirakit akan mendapatkan kecocokan antara bagian yang satu dan lainnya dan mendapatkan hasil yang memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Abo Sudjana & EC Sudirman , Teori dan Praktek Kejuruan dasar Mesin,
Pradya Paramita.
2. Goerge Love & Harun AR , Teori dan Praktek Logam , Edisi ketiga Penerbit
Erlangga.
3. John Stefford & Guy Mc Murbu , Teknologi Kerja Logam , Penerbit
Erlangga.
4. PT PAL Indonesia , Panduan Praktik Kerja Dasar Logam, Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar